Unknown


Hari minggu mungkin adalah hari yang paling ditunggu – tunggu oleh sebagian orang. dari mulai mahasiswa atau siswa yang menunggu bel pulang, para pekerja kasar sudut metropolitan yang ingin berkumpul dengan keluarganya, atau bahkan hari yang tepat untuk berlibur melepas penat dan kabur dari depan layar komputer bagi sebagian pekerja yang mengejar deathline dikantornya. Tapi bagiku hari minggu punya kesan yang sangat berbeda dari orang lain kebanyakan. bagiku hari minggu adalah hari yang sangat menyiksa untuk dijalani. Karena jujur saja di hari – hari selain minggu aku bisa bertemu denganmu tanpa harus membuat janji terlebih dahulu. Entah dengan sengaja pura – pura meminjam buku catatan darimu dikampus atau bahkan tidak sengaja berpapasan denganmu di lorong kantor dosen. Tapi mengapa harus ada hari minggu?, mengapa harus ada hari libur untuk sekedar bertemu dan melepas kagum yang menggigil dalam hatiku?.
Aku benci dengan istilah weekend untuk hari minggu. Week untuk minggu dan End untuk akhir. Seakan – akan harus ada satu hari dalam satu minggu untuk mengakhiri kekagumanku dan menunggu hari esok sampai kita bertemu lagi. Bayangkan saja, aku memang tak berani mengawali pembicaraan melalui chatting denganmu. Karena mungkin dengan kondisiku yang sedang grogi ini bisa membuat pembicaraan kita semakin aneh dan kamu sendiri akan terganggu dengan chat – chat anehku. Saat hari minggu aku juga lebih memilih memantau semua media sosial yang kamu punya hanya untuk mengetahui sedang apa sih kamu disana?. Terkadang aku juga berharap – harap ada namaku dalam salah satu timeline medsos yang kamu buat. Tapi, ah sudah lah kamu pun tak pernah tahu tentang aku yang selalu memerhatikanmu.
Tahukah kamu, hanya dengan sapaanmu atau dengan kode “ping” yang  kamu kirim ke handphone ku, bahagia sudah menjadi kesombongan bahwa mungkin kamu juga meyukaiku. Aku tak pernah ingin kamu mengerti tentang apa yang kurasakan setiap harinya. Bertegur sapa saja sudah cukup bagiku. Aku harap aku tetap bisa melihat mu tersenyum berseri – seri setiap berpapasan denganku. Entah diakhir cerita kamu bisa tersenyum dengan siapapun, aku selalu berharap dia adalah aku yang dengan sederhannya hanya mengiginkan senyum mu.
Unknown



            Jika ada yang bertanya tempat apa yang paling membuat ku damai, mungkin jawabannya ada disela – sela waktu saat aku memikirkanmu. Entah kenapa saat pertama mulai mengenalmu aku jadi tahu kalau ternyata ada destinasi indah yang tanpa datang dan melihat langsungpun semuanya menjadi sangat mempesona. Kehadiranmu pun membuatku enggan melangkahkan kaki untuk menjamah keindahan dunia yang tuhan ciptakan, ah mau melagkah kemana lagi kaki ini kalau hal yang paling indah sudah ku temui. Terkadang saat tak berada disekitarmu aku hanya bisa membayangkan hal yang menakjubkan apa yang bakal terjadi diantara kita. Entah menghabiskan waktu berdua di teluk pantai sambil memandang refleksi matahari terbenam di raut ombak, berlari – lari di lembah hijau sambil bersenda gurau hingga menjelang sore, atau bahkan mendaki gunung dan bergandengan tangan sampai puncak dimana kita berandai – andai diatas awan yang lembut. Yah diatas gunung itu mungkin kita bisa bercerita sejenak tentang kejamnya kehidupan di kota. Atau bahkan mungkin menghitung berapa banyak awan yang mirip domba dihadapan kita.
            Tapi mungkin semua hal yang kubayangkan tadi tak pernah bisa terwujud, bagaimana mungkin itu semua bisa terwujud kalau ternyata kamu tak pernah bisa melupakan dia yang pernah ada dihidupmu. Dia terlalu sempurna untuk kamu lupakan, tak seperti aku yang tak ada apa – apanya dibandingkan ia yang punya tempat spesial dihatimu. Entah kenapa logika akan waktu yang terus berjalan sudah hilang dan membuta oleh orang yang tak bisa kamu lupakan itu. Banyak hal yang bisa spontan mengingatkanmu akan sosoknya, dan aku sama sekali tak tahu apa saja hal itu. Apalagi aku yang tak pernah ada dihatimu ini sama sekali tak berhak menyalahkanmu tentang bagaimana kamu selalu mengingatnya, dan sebegitumudahnya kamu melupakanku yang selalu mengharapkan kamu ada disampingku tanpa peduli hal – hal remeh tentang kekurangan kita.
            Tak perlu merasa bersalah ataupun meredam tentang cerita ini, aku pun juga sedang ada diposisimu. Aku tak pernah bisa melupakanmu dan menyerah untuk bisa merasuki hatimu yang sedang ruam oleh luka – luka yang ia buat.  “Yang terjadi hanyalah Kamu yang yang belum bisa melupakannya dan aku yang enggan melupakanmu”. Kesedihanku tak penting bagimu, tapi kesedihanmu yang tak bisa melupakannya selalu jadi satu hal yang paling menyakiti hati ini, tapi sekali lagi kesedihanku tak penting sama sekali bagimu. Aku bukan siapa – siapa dalam hidupmu, dan kamupun tak pernah bisa menyambut perasaanku yang perlahan hancur karna kamu. Mungkin bersamanya adalah satu – satunya cara agar senyum selalu mengembang dari wajahmu. Senyum yang mungkin tak akan pernah bisa aku dapat kan darimu yang dimiliki olehnya.
Unknown



                Siapa yang tak kenal dengan Filsuf Yunani murid agung dari Socrates yang mendedikasikan hidupnya demi pendidikan dan martabat manusia. mungkin sebagian orang hanya mengenal namanya tanpa mengenal buah fikir karya Plato yang sangat terkenal yaitu “Dunia Ide” , adalah faham kebenaran bahwa kebenaran sejati adalah apa yang sudah ada dalam benak kita diluar rasionalitas manusia kebanyakan. bersifat abadi dan tak berubah sehingga apa yang dilihat dilihat mata tidak selalu benar dan sejati, sehingga “rasa” adalah segala – galanya bagi pengembara makna akan sebuah hasil fikir manusia. Lalu apa hubungannya dengan jatuh cinta itu sendiri?, jadi setiap orang di pelosok dunia sudah mengenal jatuh cinta dan punya cara yang unik untuk menerjemahkan Jatuh cinta itu sendiri. baik melaui syair, lantunan soneta yang indah, sebuah karya maestro pelukis, hingga novel dan drama teatrikal untuk menjabarkan betapa jatuh cinta mengandung ribuan makna yang terkandung didalamnya. bahkan Plato sendiri dalam buku “Dialogue” nya mengatakan bahwa “dengan sentuhan cinta sekecil apapun ia dapat merubah seseorang menjadi penyair yang sakit jiwa”. dan jika dilihat dari realitas dimensi waktu yang kita lihat sekarang, Setiap orang memiliki penyikapan terhadap jatuh cinta yang berbeda – beda, dari mulai yang tergila – gila bak balada cinta Layla dan Majnun hingga yang tragis dan penuh pengorbanan layaknya kisah Romeo dan Juliet yang ditulis oleh sastrawan berkebangsaan Inggris yaitu William Shakespeare.
 tapi kali ini aku ingin menjabarkan salah satu rumus jatuh cinta yang paling rumit yaitu jatuh cinta dalam diam. Tidak berani menyatakan isi hatimu kepada orang yang kamu cintai bukan berarti kamu adalah seorang pengecut. aku selalu berdalih jatuh cinta tak harus dinyatakan langsung kepada orang yang benar – benar kita kagumi karena mungkin bisa saja ia sedang jatuh cinta dengan orang lain, atau bahkan yang paling parah ia tak pernah bisa menyambut perasaan yang sedang kita tanam dalam hati. menurutku aku punya cara sendiri untuk menyikapi jatuh cinta yang selalu berkelit meronta – ronta agar terbalaskan dahaga yang ia rasakan karna lupa berteduh dari rasa yang sangat menyiksa. terkadang aku hanya menyapanya saat berpapasan dikampus,memandangnya dari jauh saat ia sedang berada disudut lab komputer fakultas, menyimpan fotonya dalam dompet, atau bahkan mengabadikannya dalam sebuah bentuk tulisan yang indah dalam blog pribadiku. karna bagiku mata akan lupa siapa yang ia lihat, telinga bisa saja luput siapa yang ia dengar, tapi hati tak akan lupa siapa yang dia cinta. Seorang teman bertanya kepadaku kenapa aku tak menyatakan saja rasa yang aku pendam atau dekati dan tanyakan apakah ia sudah mempunyai kekasih atau bahkan meningkatkan intensitas komunikasiku dengannya. aku jadi teringat kenapa jatuh cinta dalam diam adalah cara yang aku pilih untuk menyikapi rasa yang aneh ini. Suatu saat aku pernah membaca sebuah novel berjudul “ Dunia Sophie” yang aku dapat dari salah satu senior yang merekomendasikan satu bacaan yang asyik serta berbobot dalam hal pengetahuan tentang filsafat, yang mungkin masih diajarkan padaku semester tiga diperkuliahan nati. hingga suatu hari aku sampai pada pemikiran “immaterial” atau non – material dimana sebuah kenikmatan sejati tidak selalu apa yang bisa kita sentuh atau kita lihat, melainkan suatu hal yang muncul atas kesempurnaan atas esensi yang berbeda – beda dalam benak manusia kebanyakan yang Plato sebut dengan “Dunia Ide”.
Atas alasan ini aku berfikir sejenak sambil merenung bagaimana hasil pemikiran filsuf yunani agung tersebut diterapkan dalam kehidupan yang serba mendewakan materi sebagai tujuan hidup yang utama. hingga akhir nya salah satu eksperimenku yang pertama adalah dengan kehidupan asmaraku. jika dilihat dari latar belakang ku sendiri dari mulai aku kecil hingga dewasa aku belum pernah merasakan apa yang orang – orang elukan sebagai “Jatuh Cinta”. karna memang kedua orangtua ku lebih memilih pendidikan pondok pesantren sebagai laju utama pembentukan karakter pemuda yang jenius dan religius, sehingga wanita adalah salah satu makhluk yang sangat asing dan rumit bagiku untuk difahami. tapi semua hal itu berubah ketika awal tahun perkuliahan aku merasakan rasa yang aneh ketika bertemu salah satu kawan di kampusku yang aku tak bisa menggambarkan betapa aku sempatmenggila karena dia. aku merasa mual dan dadaku terasa berdegup – degup saat berpapasan dengan dia, bergelas – gelas seduhan jahe merah yang dibuatkan ibu kantin dikampusku tidak bisa menghilangkan “penyakit” yang aneh ini. nama dan bayangan siluet wajahnya selalu ada dan membuatku terjaga sampai larut malam. hingga aku sadari inilah yang penyair, pujangga, maestro, pelukis, musisi bahkan nabi dan rasul dengan jatuh cinta. tapi sekali lagi aku tak pernah bisa menyatakannya dalam bentuk apapun yang mungkin ia bisa fahami tentang “rasa sakit” yang sedang aku derita. hingga akhirnya aku lebih memilih memaknai cinta dengan filosofis sebagai kenikmatan sejati dalam angan yang di aku sebut dengan jatuh cinta dalam diam “Ala Plato”.  dimana saat di dunia materi mungkin aku tak pernah bisa merengkuhmu untuk menjadi milikku satu – satunya. tapi maaf di dunia ide kamu adalah budak ku, aku memilikimu lebih dari kamu memiliki dirimu sendiri, tak masalah engkau mencintai siapa atau sedang dimiliki siapa tapi bagiku cinta tetaplah cinta meski harus rela tak terungkap dengan sengaja. jika mungkin suatu hari kamu membaca tulisan ini, aku harap kamu menemuiku dimanapun kamu tahu dimanu disitu aku berada dan kita bisa berucap janji dipersimpangan asmara tanpa ujung ini.
Oleh : Richard Al - Rumi
 
Unknown
Bagi sebagian orang, luka punya sisi yang menarik untuk diceritakan, entah untuk menertawainya sambil menyeduh kopi di pagi hari, belajar dari pengalaman itu sendiri dan membuat resolusi tahunan untuk kehidupan barunya, atau bahkan sekedar menyimpannya dalam – dalam tanpa seorangpun yang tahu apa yang sudah terjadi dengan ia. Luka itu sendiri muncul entah itu karna cinta yang bertepuk sebelah tangan, dikhianati, bahkan luka yang disengaja di buat karena jatuh cinta yang ia sendiri tak mampu menyatakannya.
Dalam hal ini sudah sewajarnya seseorang bersedih dengan apa yang telah terjadi dalam hidupnya. Akan tetapi sebagian orang malah memandang orang – orang yang bersedih karena luka dengan pandangan sinis yang aneh. Tapi bagiku tidakkah seseorang boleh bersedih karena perih luka yang ia derita?, bukankah seseorang berhak bersedih karena ia tak kuasa menahan emosi akibat guncangan jiwa yang ia rasa?. bagiku rasa sedih adalah suatu fragmen hidup manusia yang dimana ia tercipta karena alasan khusus, dimana hati tak bisa menerima lagi kenyataan pahit dalam hidup. Tapi dalam tulisan di serial bahasa – bahasa luka ini nanti, aku ingin setiap orang membacanya dengan baik dan perlahan, lalu memahami bahwa orang – orang yang terluka dimanapun ia berada, jangan tertawakan ia. Berilah ia ruang untuk bersedih agar ia tahu bagaimana harus bangkit kembali setelah jatuh tersungkur karena pilihannya sendiri. Berilah ia waktu, bukan nasehat – nasehat yang terkesan memaksa dan menggerutu.
                Serial ini ditujukan untuk kalian yang pernah merasakan berbagai kekecewaan – kekecewaan yang hadir dalam hidup kalian. yang mungkin kalian fikir hanya kalian seorang di dunia yang merasakannya. Tapi kalian salah, kalian hanya merasakan kesendirian untuk sesaat karena tak ada orang yang mau tahu tentang apa yang sedang kalian derita. Mengurung diri dikamar, menyendiri di sudut ruang sempit, mendengarkan lagu – lagu galau dengan volume yang keras atau bahkan ingin mengakhiri hidup tak akan meredakan rasa sakit mu. Ia hanya akan menambah beban hidupmu berlarut – larut. Sadarlah waktumu sedang terbuang sia – sia. Mengangislah, berteriaklah sekencang – kencangnya, bakar semua benda yang berhubungan dengan lukamu, tapi bangkitlah setelahnya. Buktikan kepada dia yang mengecewakanmu bahwa kamu istimewa. Kamu bisa bangun dan bersinar kembali layaknya dahulu sebelum dia hadir dalam keseharianmu. Hadapi semua ini dengan tangguh, jangan menoleh kebelakang dan bersiaplah menjadi sosok hebat yang siap melawan semua luka – luka yang saling berebut memasuki kehidupan.