Mungkin kebanyakan orang
menganggapnya lemah, tak bersemangat menjalani hari, atau bahkan payah dalam
menikmati hidup. Mungkin mereka sedang menerka – nerka rahasia dibalik wajah
sendu yang tertutup dengan hijab panjang yang ia pakai. Merasa bahwa ia
terkekang dengan segala titah tuhannya. Tapi begitulah hidup, berbagai sudut
pandang digunakan sebagai alasan menghakimi seseorang.
Tapi apakah dunia tahu bahwa dia
sedang mengukir waktu dengan lukanya. Matanya dibutakan sepeninggal kekasih
yang mungkin sudah bahagia diatas segala – galanya.
Tapi apakah dunia tahu bahwa dia
sebenarnya tangguh dengan caranya sendiri. Tak berusaha sedikitpun terlihat
kuat atau bahkan melupakan sisa – sisa kenangan yang membuatnya patah hati tak
terkira.
Tapi apakah dunia tahu dia sedang
meniti jalan panjang yang ia tahu bahwa mungkin ia sendiri tak mampu untuk
melaluinya. Tabah dengan perasaan yang selalu beriringan dengan hujan yang tak
lupa membawa bingkisan padanya, yaitu ingatan tentang sosok yang ia damba meski
tersirat luka.
Lalu yang aku tanyakan tentang
setiap orang yang menasehatinya adalah,
Apakah
kalian mampu tegar dan bersedih diwaktu yang sama?
Apakah
kalian mampu tetap menjalani hari selagi kesedihan datang dan pergi?
Apakah
kalian mampu menjalani kepedihan tanpa sombong dan terlihat tangguh dimata
orang lain?
Akan aku katakan dengan nada tinggi,
kalian tak pernah sanggup!!!
Kalian tak bisa setangguh dia!!!
Aku sendiri pun tak mampu walau
hanya untuk membayangkannya. Tetap tersenyum ketika harapan berbuah luka. Ketika
waktu terasa sangat lambat walau untuk dilewati saja.
Jika mungkin aku bisa mengenalnya,
Mungkin aku akan selalu bertanya tentang mengapa kau tak jadi legenda saja?. Menceritakan
betapa bertahan dari rintangan hidup kau jalani sendiri dan terlihat biasa
saja.
Jika mungkin aku bisa
mengenalnya, mungkin aku akan selalu ingin dia bercerita. Tentang bagaimana dia
memilih tangis dan bukan tawa untuk mengobati lara. Tentang cara bertahan dari
rindu yang kian rakus menggerogoti akal yang semakin tak logis senantiasa.
Dengannya kau bisa
bahagia, tapi denganku kau bisa menangis sepuasnya.
Pilihlah, dunia
tahu mana yang abadi. –
Wira Nagara